Rabu, 16 September 2009

The world is flat (dunia itu datar)

The World is Flat, yang kini naik daun. Mungkin sudah sulit dicari karena habis stocknya (benar-benar laku, sampai habis yang dipasaran)

Menurut Friedman, ada tiga tanda utama yang menggerakkan tujuh tanda lainnya—sebuah terobosan yang membuat dunia menjadi sangat datar. Pertama, keruntuhan Tembok Berlin pada 9 November 1989 yang juga simbol keruntuhan sebuah ketertutupan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya. Keruntuhan ini bukan soal Barat dan Timur, bukan soal AS dan Rusia, melainkan soal transformasi manusia menuju sebuah dunia yang terbuka lebar tanpa batasan.

Kedua, keruntuhan tembok informasi berkat hadirnya Netscape sebagai perusahaan publik pada 9 Agustus 1995. Netscape, kalau dianalisis dengan metode Jim Collins dalam Good to Great pasti akan gagal, tetapi kalau disoroti dengan Blue Ocean Strategy-nya Prof. W. Chan Kim adalah sebuah terobosan penting. Netscape membobol tembok informasi, yang bak senjata ampuh, menjadikan informasi bagi semua. Internet menjadi kebutuhan dan informasi menjadi sebuah keharusan bagai udara yang tidak perlu membayar.

Ketiga, keruntuhan tembok interaksi antaraplikasi dengan hadirnya konsep workflow yang mampu menjadi bahasa pengantar internasional baru bagi negara aplikasi yang punya pusat pemerintahan tersendiri. Workflow software mampu membuat “your application talk to my application while we have lunch”.

Ketiga flattener ini, menurut Friedman, menjadi dasar tujuh flattener lain, seperti open-sourcing, outsourcing, offshoring, supply-chaining, insourcing, in-forming, and the steroids, membentuk sebuah dunia yang benar-benar sangat flat, di mana hierarki dan birokrasi menjadi sangat sempit. Makanya kenapa saya melakukan bisnis Tianshi dan percaya atau tidak jaringan sudah ada dimana-mana dan nach ini enaknya saya jadi suka pergi dan bepergian kemana-mana serta banyak sekali temannya karena ada dimana-mana.

Pertanyaannya, bagaimana seorang pemimpin harus menyikapi dunia datar itu dengan membentuk sebuah gaya serta paradigma kepemimpinan yang cocok? Tak seorang pun pemimpin menolak kesimpulan Friedman. Bahkan, tak seorang pun pemimpin berani melawan kesimpulan Friedman dengan tidak menerapkan tiga flattener utama dalam perusahaannya kalau ingin survive dalam kompetisi saat ini. Semua sadar bahwa globalisasi 1.0 yang mengandalkan daya saing negara sudah mulai pupus. Globalisasi 2.0 yang mengunggulkan daya saing perusahaan mulai ragu karena terlibas oleh globalisasi 3.0 yang sangat menekankan daya saing individu untuk muncul sebagai pemenang dalam persaingan di dunia yang datar. Segitiga keunggulan daya saing negara, perusahaan, dan individu, kini mengerucut pada titik pokok kemampuan unggul individu.

Saat ini memang masih banyak yang melakukan dan membangun BISNISnya masih secara offline, dan offline saja bisnisnya begitu besar bagaimana kalau dibangun secara online tapi jangan lupa tetap dalam koridor system UNICORE apabila anda ingin eksis membangun BISNIS TIANSHI GROUP anda karena apa, nach tanyakan kepada pelakunya (maspoedjo) anda akan dibagi bagaimana caranya......

Kiriman dari TEAM nya
Retno Idajati ID: 91087885
Agus Haryanto ID: 91115787
Nadirotul A ID: 91115788
Arie Hartono ID: 91097430

Tidak ada komentar: